akhlaq dengan binatang

Akhlak Terhadap Binatang
29-06-2010 / 06:30:37

Dalam riwayat disebutkan pentingnya posisi binatang dalam menentukan terbukanya pintu syurga dan neraka.


Persaudaraan dan kasih sayang adalah harga mati untuk sesama manusia, secara khusus adalah kepada sesama muslim didunia ini. Allah menciptakan manusia didampingi perbagai makhluk lain di dunia yakni tumbuhan dan hewan, semua diciptakan untuk kemaslahatan dan pemenuhan kebutuhan dalam mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat.

Dalam riwayat disebutkan pentingnya posisi binatang dalam menentukan terbukanya pintu syurga dan neraka. Seseorang yang berperilaku hina telah selamat dan masuk syurga hanya dikarenakan menolong anjing kehausan, sebaliknya seseorang yang rajin ibadah dan beramal tetapi membiarkan kucingnya terkurung dan mati karena tidak bisa makan menjadikan sang pemilik menjadi ahli neraka.

Sebagian umat Islam salah memahami doktrin Islam tentang najis besar (najis mughaladzah) yang berasal dari hewan. Kesalahan pemahaman ini mengakibatkan tindakan di luar batas kewajaran terhadap binatang yang dinilai membawa kenajisan, seperti anjing. Padahal Islam mengajarkan sikap lemah lembut terhadap binatang apapun.

Kalaupun kita harus membunuh karena mereka karena mengganggu atau memang untuk dimakan, ditetapkan oleh Allah harus dengan cara-cara yang lembut dan kasih sayang, jauh dari penyiksaan.

Berikut ini kami cuplikan hadist-hadist tentang wajibnya menyayangi binatang di sekitar kita.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمنُ، اِرْحَمُوْا مَنْ فِى اْلاَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ



Dari 'Abdullah bin 'Amr, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Orang-orang yang penyayang itu disayangi oleh Allah yang Maha Penyayang. Maka sayangilah yang di bumi, niscaya yang berada di langit menyayangi kalian". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 216, no. 1989, dan ia berkata : Ini hadits hasan shahih]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: سَمِعْتُ اَبَا اْلقَاصِمِ الصَّادِقَ اْلمَصْدُوْقَ ص صَاحِبَ هذِهِ اْلحُجْرَةِ يَقُوْلُ: لاَ تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ اِلاَّ مِنْ شَقِيّ


Dari Abu Hurairah, ia berkata : Aku mendengar Abul Qashim SAW orang yang benar lagi dibenarkan, pemilik kamar ini bersabda, "Tidaklah dicabut rasa kasih sayang kecuali dari orang yang celaka". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 286, no. 4942]

عَنْ اَبِى هُريْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيْقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ اْلعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا، فَنَزَلَ فِيْهَا فَشَرِبَ، ثُمَّ خَرَجَ. فَاِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ اْلعَطَشِ، فَقَالَ الرَجُلُ: لَقَدْ بَلَغَ هذَا اْلكَلْبَ مِنَ اْلعَطَشِ مِثْلُ الَّذِى كَانَ بَلَغَ مِنّى، فَنَزَلَ اْلبِئْرَ فَمَـَلأَ خُفَّهُ مَاءً ثُمَّ اَمْسَكَهُ بِفِيْهِ حَتَّى رَقِيَ فَسَقَى اْلكَلْبَ فَشَكَرَ اللهَ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ اِنَّ لَنَا فِى هذِهِ اْلبَهَائِمِ َلاَجْرًا؟ فَقَالَ: فِى كُلّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ اَجْرٌ.


Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Pada suatu ketika ada seorang laki-laki berjalan di jalan, lalu ia merasa sangat haus, kemudian ia menemukan sebuah sumur, maka ia turun padanya lalu minum airnya. Kemudian ia keluar, tiba-tiba ada seekor anjing yang menjilat-jilat tanah karena kehausan. Maka laki-laki itu berkata (dalam hatinya), “Sungguh anjing ini merasa kehausan seperti halnya diriku tadi”. Lalu ia turun lagi ke sumur, lalu memenuhi sepatunya dengan air, lalu ia menggigitnya dengan mulutnya sehingga sampai di atas, kemudian ia memberi minum anjing itu, maka Allah berterima kasih kepada laki-laki itu, dan Dia mengampuninya”. Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dalam menolong binatang ?”. Rasulullah SAW bersabda, “Menolong pada setiap yang bernyawa itu berpahala”. [HR. Muslim juz 4, hal. 1761]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: بَيْنَمَا كَلْبٌ يُطِيْفُ بِرَكِيَّةٍ قَدْ كَادَ يَقْتُلُهُ اْلعَطَشُ اِذْ رَأَتْهُ بَغِيٌّ مِنْ بَغَايَا بَنِى اِسْرَائِيْلَ فَنَزَعَتْ مُوْقَهَا فَاسْتَقَتْ لَهُ بِهِ فَسَقَتْهُ اِيَّاهُ فَغُفِرَ لَهَا بِهِ


Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Pada suatu ketika ada seekor anjing yang berputar-putar mengelilingi sumur, dan hampir-hampir mati karena kehausan. Tiba-tiba ada seorang pezina diantara wanita pezina dari kaum Bani Israil melihatnya, lalu wanita itu melepas sepatunya untuk mengambil air untuk memberi minum anjing tersebut, lalu ia memberi minum kepada anjing tersebut, maka ia diampuni karena perbuatan itu. [HR. Muslim juz 4, hal. 1761]

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض عَنِ النَّبِيّ ص اَنَّهُ قَالَ: دَخَلَتِ امْرَأَةٌ النَّارَ فِى هِرَّةٍ رَبَطَتْهَا، فَلَمْ تُطْعِمْهَا، وَ لَمْ تَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ اْلاَرْضِ


Dari Ibnu 'Umar RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Ada seorang wanita masuk neraka disebabkan seekor kucing yang dia mengikatnya dan tidak memberinya makan, dan tidak pula melepaskannya sehingga kucing tersebut bisa makan serangga-serangga bumi". [HR. Bukhari juz 4, hal. 100]

عَنْ عَبْدِ اللهِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: عُذّبَتِ امْرَأَةٌ فِى هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ، دَخَلَتْ فِيْهَا النَّارَ لاَ هِيَ اَطْعَمَتْهَا وَ سَقَتْهَا اِذْ هِيَ حَبَسَتْهَا، وَلاَ هِيَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ اْلاَرْضِ


Dari ‘Abdullah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang dia mengurungnya sampai mati, maka ia masuk neraka karena kucing itu. Ia mengurungnya dan tidak memberinya makan dan minum, dan tidak pula dia melepaskannya sehingga bisa makan serangga-serangga bumi". [HR. Muslim juz 4, hal. 2022]

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى سَفَرٍ فَانْطَلَقَ لِحَاجَتِهِ، فَرَأَيْنَا حُمَّرَةً مَعَهَا فَرْخَانِ، فَاَخَذْنَا فَرْخَيْهَا، فَجَاءَتِ اْلحُمَّرَةُ فَجَعَلَتْ تَعْرُشُ فَجَاءَ النَّبِيُّ ص فَقَالَ: مَنْ فَجَعَ هذِهِ بِوَلَدِهَا؟ رُدُّوْا وَلَدَهَا اِلَيْهَا، وَرَأَى قَرْيَةَ نَمْلٍ قَدْ حَرَقْنَاهَا فَقَالَ: مَنْ حَرَقَ هذِهِ؟ قُلْنَا نَحْنُ. قَالَ: اِنَّهُ لاَ يَنْبَغِى اَنْ يُعَذّبَ بِالنَّارِ اِلاَّ رَبُّ النَّارِ


Dari ‘Abdur Rahman bin ‘Abdullah, dari ayahnya, ia berkata, "Dahulu kami pernah bersama Rasulullah SAW di dalam safar, lalu beliau pergi untuk buang hajat, lalu kami melihat seekor burung Hummarah (burung yang berwarna merah) bersama dua anaknya, maka kami ambil dua anak burung tersebut. Kemudian burung Hummarah tersebut datang dan bergelantung, lalu Nabi SAW datang dan bersabda, "Siapa yang membuat sedih burung ini dengan mengambil anaknya ?". Kembalikanlah anaknya itu kepadanya. Dan beliau pernah melihat sarang semut yang kami telah membakarnya, maka beliau bertanya, "Siapa yang membakar sarang semut ini ?". Kami menjawab, "Kami (yang membakarnya)". Beliau SAW bersabda, "Sesungguhnya tidak pantas menyiksa dengan api kecuali Tuhannya api". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 55, no. 2675]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَ: اَرْدَفَنِى رَسُوْلُ اللهِ ص خَلْفَهُ ذَاتَ يَوْمٍ، فَاَسَرَّ اِلَيَّ حَدِيْثًا لاَ اُحَدّثُ بِهِ اَحَدًا مِنَ النَّاسِ، وَ كَانَ اَحَبُّ مَا اسْتَتَرَ بِهِ رَسُوْلُ اللهِ ص لِحَاجَتِهِ هَدَفًا اَوْ حَائِشَ نَخْلٍ، قَالَ: فَدَخَلَ حَائِطًا لِرَجُلٍ مِنَ اْلاَنْصَارِ فَاِذَا فِيْهِ جَمَلٌ فَلَمَّا رَأَى النَّبِيَّ ص حَنَّ وَ ذَرَفَتْ عَيْنَاهُ، فَاَتَاهُ النَّبِيُّ ص، فَمَسَحَ ذِفْرَاهُ فَسَكَتَ، فَقَالَ: مَنْ رَبُّ هذَا اْلجَمَلِ؟ لِمَنْ هذَا اْلجَمَلُ؟ فَجَاءَ فَتًى مِنَ اْلاَنْصَارِ فَقَالَ: لِى يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَقَالَ: اَفَلاَ تَتَّقِى اللهَ فِى هذِهِ اْلبَهِيْمَةِ الَّتِى مَلَّكَكَ اللهُ اِيَّاهَا. فَاِنَّهُ شَكَا اِلَيَّ اِنَّكَ تُجِيْعُهُ وَ تُدْئِبُهُ


Dari 'Abdullah bin Ja'far, ia berkata, "Pada suatu hari Rasulullah SAW memboncengkan saya, lalu beliau merahasiakan perkataan yang saya tidak akan menceritakannya kepada seseorangpun diantara manusia. Dan sesuatu yang paling disukai oleh Rasulullah SAW untuk dinding ketika beliau buang hajat adalah gundukan tanah atau pohon-pohon kurma. Lalu beliau masuk kebun kepunyaan orang Anshar, maka tiba-tiba di dalam kebun itu ada seekor unta. Setelah unta itu melihat Nabi SAW, dia menangis dan berlinang kedua matanya. Kemudian Nabi SAW mendatangi unta tersebut dan mengusap bagian belakang kepalanya, lalu (unta itu) diam. Kemudian beliau bersabda, "Siapa pemilik unta ini ? Kepunyaan siapa unta ini ?". Kemudian datang seorang pemuda Anshar dan berkata, "Kepunyaan saya ya Rasulullah". Maka beliau bersabda, "Mengapa kamu tidak takut kepada Allah dalam memperlakukan binatang ini yang Allah telah memilikkannya kepadamu ?". Sesungguhnya dia mengadu kepadaku bahwa kamu membiarkannya lapar dan kamu membebaninya dengan pekerjaan yang berat". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 23, no. 2549]

عَنْ سَهْلِ بْنِ اْلحَنْظَلِيَّةِ قَالَ: مَرَّ رَسُوْلُ اللهِ ص بِبَعِيْرٍ قَدْ لَحِقَ ظَهْرُهُ بِبَطْنِهِ، فَقَالَ: اِتَّقُوا اللهَ فِى هذِهِ اْلبَهَائِمِ اْلمُعْجَمَةِ، فَارْكَبُوْهَا صَالِحَةً، وَ كُلُوْهَا صَالِحَةً


Dari Sahl bin Handhaliyah, ia berkata : Rasulullah SAW pernah melewati seekor unta yang sangat kurus, maka beliau bersabda, "Takutlah kalian kepada Allah dalam memperlakukan binatang yang tidak bisa berbicara ini. Naikilah binatang itu secara baik dan makanlah binatang itu secara baik pula". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 23, no. 2548]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رض اَنَّ رَجُلاً اَضْجَعَ شَاةً يُرِيْدُ اَنْ يَذْبَحَهَا، وَ هُوَ يُحِدُّ شَفْرَتَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ ص: اَتُرِيْدُ اَنْ تُمِيْتَهَا مَوْتَاتٍ، هَلاَّ حَدَّدْتَ شَفْرَتَكَ قَبْلَ اَنْ تُضْجِعَهَا


Dari ‘Abdullah bin 'Abbas RA, bahwasanya ada seorang laki-laki membaringkan seekor kambing yang ia akan menyembelihnya sambil dia mengasah pisaunya. Maka Nabi SAW bersabda, "Apakah kamu ingin mematikannya beberapa kali ? Mengapa kamu tidak mengasah pisaumu dulu sebelum membaringkannya ?". [HR. Hakim juz 4, hal. 257, no. 7563. Ia berkata, "Shahih atas syarath Bukhari]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرٍو اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَا مِنْ اِنْسَانٍ قَتَلَ عُصْفُوْرًا فَمَا فَوْقَهَا بِغَيْرِ حَقّهَا اِلاَّ سَأَلَهُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ عَنْهَا. قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَا حَقُّهَا؟ قَالَ: يَذْبَحُهَا فَيَأْكُلُهَا، وَ لاَ يَقْطَعُ رَأْسَهَا فَيَرْمِى بِهَا


Dari 'Abdullah bin 'Amr bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah manusia membunuh burung pipit atau diatasnya tanpa haqnya kecuali Allah ‘Azza wa Jalla pasti minta pertanggungjawabannya (pada hari qiyamat)". Lalu ditanyakan, "Ya Rasulullah, apa itu haqnya ?". Beliau bersabda, "Haqnya yaitu ia menyembelihnya lalu memakannya, bukan ia memotong kepalanya lalu membuangnya". [HR. Nasai juz 7, hal. 207]

عَنْ عَمْرِو بْنِ الشَّرِيْدِ قَالَ: سَمِعْتُ الشّرِيْدَ رض يَقُوْلُ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ قَتَلَ عُصْفُوْرًا عَبَثًا عَجَّ اِلَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ يَقُوْلُ: يَا رَبّ اِنَّ فُلاَنًا قَتَلَنِى عَبَثًا، وَ لَمْ يَقْتُلْنِى مَنْفَعَةً


Dari ‘Amr bin Syariid, ia berkata : Saya mendengar Syariid berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa membunuh burung pipit untuk main-main, maka pada hari qiyamat nanti burung itu akan mengadu kepada Allah ‘Azza wa Jalla seraya berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya si fulan telah membunuhku untuk main-main dan tidak membunuhku untuk diambil manfa’atnya". [HR. Nasai juz 7, hal. 239]

عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ: مَرَّ ابْنُ عُمَرَ بِفِتْيَانٍ مِنْ قُرَيْشٍ قَدْ نَصَبُوْا طَيْرًا وَ هُمْ يَرْمُوْنَهُ، وَ قَدْ جَعَلُوْا لِصَاحِبِ الطَّيْرِ كُلَّ خَاطِئَةٍ مِنْ نَبْلِهِمْ، فَلَمَّا رَأَوُا ابْنَ عُمَرَ تَفَرَّقُوْا، فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: مَنْ فَعَلَ هذَا؟ لَعَنَ اللهُ مَنْ فَعَلَ هذَا، اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص لَعَنَ مَنِ اتَّخَذَ شَيْئًا فِيْهِ الرُّوْحُ غَرَضًا


Dari Sa’id bin Jubair, ia berkata : Ibnu 'Umar pernah melewati beberapa pemuda Quraisy yang memasang burung sebagai sasaran, lalu mereka memanahnya. Dan setiap kali panah mereka itu tidak mengenai sasaran, mereka memberi pemberian kepada pemilik burung tersebut. Ketika mereka melihat Ibnu 'Umar (datang), mereka bubar. Lalu Ibnu 'Umar berkata, "Siapa yang berbuat ini ? Semoga Allah melaknat kepada orang yang berbuat demikian. Sesungguhnya Rasulullah SAW melaknat orang yang menjadikan sesuatu yang bernyawa sebagai sasaran". [HR. Muslim juz 3, hal. 1550]

عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ: مَرَّ ابْنُ عُمَرَ بِنَفَرٍ قَدْ نَصَبُوْا دَجَاجَةً يَتَرَامَوْنَهَا. فَلَمَّا رَأَوُا ابْنَ عُمَرَ تَفَرَّقُوْا عَنْهَا. فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: مَنْ فَعَلَ هذَا؟ اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص لَعَنَ مَنْ فَعَلَ هذَا


Dari Sa’id bin Jubair, ia berkata : Ibnu ‘Umar pernah melewati sekelompok orang yang memasang ayam sebagai sasaran, lalu mereka memanahnya. Setelah mereka melihat Ibnu ‘Umar, lalu mereka berhamburan pergi meninggalkannya. Maka Ibnu ‘Umar berkata, “Siapa yang melakukan demikian ini ?. Sesungguhnya Rasulullah SAW mela’nat orang yang melakukan demikian ini”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1550]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: لاَ تَتَّخِذُوْا شَيْئًا فِيْهِ الرُّوْحُ غَرَضًا


Dari Ibnu ‘Abbas bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Janganlah kalian menjadikan sesuatu yang bernyawa untuk sasaran”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1549]

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: مَرَّ حِمَارٌ بِرَسُوْلِ اللهِ ص قَدْ كُوِيَ فِى وَجْهِهِ تَفُوْرُ مِنْخَرَاهُ مِنْ دَمٍ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَعَنَ اللهُ مَنْ فَعَلَ هذَا، ثُمَّ نَهَى عَنِ اْلكَيّ فِى اْلوَجْهِ وَ الضَّرْبِ فِى اْلوَجْهِ


Dari Jabir bin 'Abdullah, ia berkata, "Ada himar lewat di depan Rasulullah SAW yang telah diberi tanda (dengan cara memberi cap dengan besi panas) pada mukanya, sedang kedua hidung himar itu mengalirkan darah. Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Semoga Allah mela’nat kepada orang yang berbuat demikian ini". Kemudian beliau melarang memberi tanda (dengan besi yang dipanaskan) pada muka binatang dan memukul muka". [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya, juz 5, hal. 340, no. 5635]

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص عَنِ التَّحْرِيْشِ بَيْنَ اْلبَهَائِمِ


Dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata, "Rasulullah SAW melarang mengadu binatang". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 26, no. 2562]

kelebihan ramadhan

    Kelebihan Ramadan
  • Daripada Anas (r.a), Katanya: Bersabda Nabi (s.a.w) : Tiada daripada seorang hamba apabila melihat ia sehari bulan Ramadan lantas dia memuji Allah ( kerana kedatangan bulan rahmat dengan kelebihan dan keistimewaanya) kemudian dibacanya Al-Fatihah tujuh kali, melainkan diafiatkan Allah daripada sakit matanya pada bulan ini.
  • Kelebihan bulan Ramadan dan keagungannya dengan adanya malam Lailatul Qadar yang dirahsiakan, sehingga mendapat keampunan dan pahala serta darjat dan darjah tertinggi bagi orang yang berjaya mendapatkan malam Lailatul Qadar dengan dipenuhi amal ibadah dan bertaqwa kepada Allah, disamping sembahyangnya yang sunat , istiqfar, tasbih dan berzikir sepenuhnya.
  • Berkata Saidina Ali, Nabi (s.a.w) telah bersabda apabila engkau melihat sehari bulan maka bacalah olehmu "AllahuAkbar" 3 kali, kemudian bacalah :


    1. (Segala kepujian bagi Allah yang telah menjadikan aku dan telah menjadikan engkau, dan telah menentukan bagi engkau pangkat-pangkat (darjah) dan telah menjadikan engkau tanda (kekuasaan) bagi sekalian alam) nescaya bermegah Allah akan Dia dengan malaikat dan firmanNya: Hai malaikat! saksikanlah kamu, bahwa Aku telah merdekakan daripada api neraka, atau dibacakan :


      (Ya Allah, zahirlah Ramadan atas kami dengan keamanan dan keimanan dan dengan keselamatan dan keIslaman, Tuhanku dan Tuhan engkau Allah.)
  • Bersabda Nabi (s.a.w) : Bahawa syurga berlenggang-lenggang ia dan berhias dari setahun ke setahun kerana masuknya bulan Ramadan. Pada awal malam bulan Ramadan bertiup angin di bawah Arasy bergeraklah daun kayu lemah-longlainya di dalam syurga. Terdengarlah desiran daun-daun kayu, hembusan sang bayu syurga yang teramat indahnya.Seni rentak lagunya menawan seluruh perasaan nurani. Maka berhiaslah bidadari sekaliannya lalu berdirilah di atas puncak mercu syurga itu. Lantas bersuaralah bidadari : Adakah orang yang hendak meminang kami kepada Allah, kata bidadari pula: Apakah malam ini namanya? jawab Malek Ridwan (malaikat), Hai bidadari yang cantik manis, inilah malam awal Ramadhan, Lalu Allah berfirman: Hai Ramadan bukalah pintu syurga Bab AlJanan untuk orang-orang yang berpuasa daripada umat Muhammad (s.a.w). Hai Malek Ridwan tutuplah pintu neraka Al-Jahim daripada umat Muhammad (s.a.w), hai Jibrail belenggukan syaitan, lontarkannya ke dalam lautan supaya tidak membinasakan umat Muhammad akan puasanya. Maka berfirman Allah pada tiap-tiap malam Ramadan tiga kali : Adakah orang yang meminta ampun? Akan Aku ampunkan!
  • Pada malam Lailatul Qadar menyuruh Allah Ta'ala akan Jibrail Alaihisalam turun ke bumi, lalu turunlah Jibrail ke dalam perhimpunan malaikat ke bumi bersamanya bendera hijau lalu dipacakkan ke atas Kaabah, baginya 600 sayapnya , setengahnya tiada dibuka keduanya, melainkan pada malam Lailatul Qadar baharulah dibukakan keduanya, hingga sampai dari timur ke barat ( Musyriq Ke Maghrib ). Untuk menyelamatkan umat Muhammad, Lalu memberi salam kepada tiap orang yang berjaga pada malam Lailatul Qadar beribadah kerana mencari keredaan Allah, dan orang-orang yang duduk beribadah, orang yang sembahyang dan berzikir dan berjabat tangan sesama mereka mukmin dan mengucap amin doa orang-orang mukmin hingga terbit fajar subuh....... berkata para malaikat kepada Jibrail , apakah Allah berikan pada hajat orang mukmin dari umat Muhammad (s.a.w) pada bulan Ramadan ini? Berkata Jibrail bahawasanya Allah menilik kepada umat Muhammad yang berpuasa dan beribadah padanya dan dimaafkan mereka, diampunkan dosa-dosa mereka, melainkan empat orang yang tiada diampunkan dosanya: yaitu orang yang kekal minum arak, orang yang derhakakan ibubapanya, orang yang memutuskan sillaturrahim dan orang yang tidak bercakap dengan saudaranya lebih dari 3 hari.
  • Apabila pada malam akhir Ramadan dinamakan malam persalinan. Pada malam hari raya Aidilfitri didatangkan Allah malaikat kepada tiap-tiap negeri turunlah mereka ke bumi, berdiri pada permukaan jalan menyeru dengan suara yang kuat, semua mendengarnya kecuali jin dan manusia berkata mereka, hai umat Muhammad keluarlah kamu menghadap tuhan yang amat mulia (sembahyang raya di pagi raya) yang memberi pemberian yang berpanjangan dan mengampun akan dosa-dosa yang besar. Apabila tibalah umat Muhammad ke tempat sembahyang, firman Allah kepada maliakat : Hai malaikatKu, apakah balasan orang yang mengambil upah apabila selesai kerjanya ? Jawab malaikat , hai Tuhan kami, sempurnakanlah upahnya! Firman Allah bahawa Aku saksikan kamu hai malaikatku, telah aku jadikan pahala mereka dari puasa mereka pada bulan Ramadan mereka mendirikan sembahyang, ialah keredaanKu dan keampunanKu kepada mereka! Maka firmannya lagi : Hai segala hambaku, pohonlah kamu kepada ku, maka demi ketinggianku dan kebesaranku, tiada memohon kepadaku hari ini akak sesuatu bagi agamamu dan duniamu, melainkan Aku kurniakan kepadamu! (Al-Hadith).
  • Sabda Nabi (s.a.w) : Diberi kepada umatku lima perkara yang belum pernah diberi kepada umat-umat dahulu sebelumnya :
    • a) Bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada kasturi di sisi Allah
    • b) Segala perbelanjaan dan derita lapar selama puasanya adalah syurga balasannya.
    • c) Diampunkan dosa-dosa mereka pada malam Lailatul Qadar.
    • d) Amalan yang dilakukan pada bulan Ramadan digandakan kepada 10 hingga 700 kali ganda, melainkan puasa maka ianya bagiKu, Aku balas kepadanya yang berkuasa menahan syahwatnya, makan minumnnya kerana Aku.
    • e) Dan mereka dikurniakan nikmat kepada mereka keseronokkan ketika berbuka dan ketika menemui tuhan di akhirat.(Al-Hadith)
  • Sabda Nabi (s.a.w) : Menunaikan yang sunat diberi balasan pahala fardhu, dan amal fardhu diberi balasan 70 kali ganda. Bulan puasa adalah bulan sabar (sabar dalam berbuat taat kepadaNya.), dan sabar itu adalah syurga balasannya bulan ini dilebihkan rezeki kepada hambanya orang mukmin, diampunkan baginya dosa-dosa. Barang siapa memberi makan kepada orang berpuasa pahalanya seperti memerdekakan hamba dan diampunkan dosanya, berkata sahabat : Bagaimana kami tak sanggup memberi makan orang yang berpuasa (berbuka puasa) ya Rasullullah - Allah memberi pahala ini kepada orang yang memberi seteguk susu atau sebiji kurma atau segelas air, barang siapa kenyangkan orang berpuasa diampunkan Tuhan dosanya, diminumkan Tuhan dari kolam Hudh sejenis minuman yang tiada dahaga lagi kemudiannya hingga masuk ia ke syurga dan pahalanya seperti pahala orang berpuasa. (Al-Hadith)
  • Puasa menurut segala yang disuruh dan menjauh segala pantang larangannya, diampunkan dosanya, dan bertasbih, bertahlil dibinakan rumah indah dalam syurga.
  • Barang siapa hadir ke dalam majlis zikir pada bulan Ramadan, ditulis tiap langkahnya ibadat setahun, dan pada hari Qiamat bersamaku di bawah Arasy. Siapa tetap berjemaah dalam bulan puasa didirikan kota bercahaya indah, cemerlangnya , dan yang berbakti kepada ibubapanya Allah memandang rahmat kepadanya, dan isteri yang berbuat sesuatu mencari keredaan suaminya, maka pahala yang besar Allah kurniakan kepadanya , seperti Siti Maryam dan siapa yang menyampaikan hajat orang mukmin, Allah menunaikan seribu hajatnya, dan siapa bersedekah kepada fakir miskin (yang ada anak isteri) tiap langkah dikurniakan kepadanya seribu kebajikan, dihapuskan seribu kejahatan dan diangkatkan seribu darjat baginya. (Al-Hadith).
  • Orang yang sembahyang bulan Ramadan tiap sekali sujud, dikurniakan kepadanya 1700 kebajikan, dan dibinakan rumah didalam syurga daripada permata bagi orang yang berpuasa dan beribadat, 75000 malaikat meminta ampun baginya dari pagi hingga tenggelam matahari, dan dibina sebuah mahligai baginya . (Al-Hadith)
  • Pada hari Qiamat, Allah memerintah Malek Ridwan supaya dikeluarkan orang-orang berpuasa daripada kuburnya dengan keadaan lapar dan dahaga, lalu disuruh Malek Ridwan berikan segala keinginan mereka dari segala macam makanan dan minuman syurga. Maka Malek Ridwan memerintah kepada anak-anak membawa talam-talam makanan , minuman dan buah-buahan. Sebagai balasan berlapar di bulan Ramadan. (A-Hadith)
  • Orang mukmin yang tidur dalam bulan puasa kerana puasa Ramadan, dia membalikkan badannya sambil meyebut Allah! maka kata malaikat kepadanya : Rahimakallah (Allah Mencucuri Rahmat kepada kamu.)
    • - Apabila dia berdiri maka berdoalah hamparannya : (Wahai Tuhanku, kurniakanlah kepadanya hamparan permaidani tebal kepadanya di dalam syurga)
    • - Apabila memakai pakaian , berdoalah pakaian (Wahai Tuhanku, kurniakan kepadanya pakaian syurga)
    • - Apabila memakai kasut, berdoalah kasut (Wahai Tuhanku, tetapkanlah atas titian Siratul Mustaqim!)
    • - Apabila memegang timba berdoalah pula timba : (Wahai Tuhanku kurniakan kepadanya gelas syurga!)


    • - Apabila mengambil air sembahyang , berdoalah air itu : (Wahai Tuhanku sucikannya daripada segala dosa dan kesalahan!)


    • - Apabila berdiri sembahyang , berdoalah rumahnya: ( Wahai Tuhanku cahayakanlah kuburnya dan luaskanlah , lapangkanlah kuburnya!)


    • Serta menilik Allah kepadanya , maksudnya : HambaKu berdoa dan Aku menerima! (Al-Hadith)
  • Malaikat yang banyak muka bersujud kepada Allah pada hari Qiamat, satu muka sujud , satu muka melihat syurga, satu muka melihat neraka, satu muka melihat Arasy , lalu berkata malaikat itu : Wahai Tuhanku , ampunlah umat Muhammad, kasihanilah mereka! janganlah disiksa orang yang berpuasa Ramadan dari umat Muhammad! (Al-Hadith)

    • Keredaan Allah (bagi orang yang taat)
    • Keampuan Allah (bagi orang yang maksiat)
    • Jaminan Allah (bagi orang yang taat)
    • Kejinakan Allah (bagi orang yang tawakkal)
    • Anugerah Allah (bagi orang yang benar).
      • Ramadan, Ramada, ertinya : membakar - yakni menghapuskan dosa dosa orang yang berpuasa dan beribadat bulan Ramadan.
      • Ramadan ertinya bulan mendapatkan keredhaan Allah dan keampunan bagi hambaNya. Orang yang mendapat keredhaan dan keampunan Allah bererti memberi jaminan (kerana ibadatnya pada bulan mulia dengan penuh taat) mendapat syurga anugerah Allah bagi hambaNya yang benar benar melakukan ibadat kerana Nya pada bulan Ramadan termulia ini dengan ganjaran pahala sehingga seribu kali ganda dan keampunan yang banyak sekali, teristimewa pada malam Lailatul Qadar.

    • "Bahawa di dalam syurga terdapat bilik bilik, dilihat dari luar nampak di dalamnya dan dilihat dari dalam kelihatan di luarnya, berkata sahabat : untuk siapakah ya Rasulullah? Lantas Baginda menjawab : Ialah bagi orang yang baik percakapannya, bagi orang yang memberi makan makanan, bagi orang yang sentiasa berpuasa, bagi orang yang sembahyang di tengah malam sedang manusia banyak tidur." (Al Hadith)

    • "Semulia mulia sedeqah ialah sedeqah pada bulan Ramadhan." (Al Hadith)

    • "Puasa itu perisai dan sedeqah itu memadam kesalahan dosa sepertimana air memadamkan api." (Al Hadith)

    • "Siapa memberi makan ( berbuka puasa) kepada orang puasa makan baginya seumpama balasan pahala orang yang berpuasa dengan tidak kurang sedikitpun ." (Al Hadith)
  • Sabda Nabi (s.a.w) : Tiada daripada seorang hamba berpuasa Ramadan, diam tiada berkata yang sia sia dan daripada yang haram dan yang makruh, dan sentiasa menyebut Allah (berzikrullah), menghalalkan yang dihalalkan Allah, mengharamkan akan yang diharamkan Allah, tiada mengerjakan kejahatan, melainkan sehingga berakhir Ramadan, telah diampunkan baginya segala dosanya, dan tiap tasbih, tiap tahlil, dibinakan sebuah rumah yang terindah di dalam syurga daripada permata zamrud, di dalamnya daripada yaqut merah indah, di dalam rangka permata itu (yaqut) terdapat sebuah khemah, di dalamnya terdapat bidadari ( hurul ain isteri syurga). Terhias dengan permata bercahaya indah yang menerangkan bumi seluruhnya.(Al Hadith)
  • Sabda Nabi (s.a.w) : Bahawasanya bagi Allah beberapa kejadianNya, dijadikan mereka supaya menyampaikan segala hajat orang dan supaya orang meminta tolong kepada Nya, pada menyempurnakan segala hajat yang diperlukan, mereka itulah orang yang aman daripada siksa Allah (Riwayat At Tibrani) (Al-Hadith)
  • Sabda Nabi (s.a.w) : Bahawa pintu langit dan pintu syurga dibuka pada awal Ramadan hingga akhir malam Ramadan, tiap orang yang bersembahyang pada malamnya dituliskan baginya tiap satu sujud 1700 kebajikan, dibina rumah baginya di dalam syurga daripada yaqut merah indah, baginya 70 pintu daripada emas yang bertatah yaqut permata yang merah, orang yang berpuasa pada awal Ramadan diampunkan segala dosanya hingga ke akhir bulan Ramadan, dibinakan baginya tiap tiap hari sebuah mahligai di dalam syurga, mempunya 1000 pintu daripa emas, dan meminta ampun baginya 70 000 malaikat dari pagi hingga tenggelam matahari (Al Hadith)
  • Sabda Nabi (s.a.w) : Kelebihan hari Jumaat pada bulan Ramadan atas segala hari yang lainnya seperti kelebihan Ramadan atas segala bulan (Al Hadith)
  • Barangsiapa mengerjakan ibadat pada bulan Ramadan dengan keimanannya dan ikhlasnya kerana Allah, maka di ampunkan segala dosanya yang telah lalu (Al Hadith)
  • Sabda Nabi (s.a.w) : Tidur orang yang berpuasa itu adalah ibadat, dan nafasnya itu adalah tasbih, doanya itu mustajab, dosanya diampunkan Allah, dan amal ibadatnya dilipatgandakan . (Al Hadith)
  • Apabila berakhir bulan Ramadan, menangis wali-wali Allah kerana terpisahnya bulan yang paling mulia yang digandakan ibadat berlipatkali ganda daripada bulan bulan yang lainnya, bulan Allah mudah menerima ampun taubat hambaNya, bulan yang banyak sekali diturun rahmat ke alam, bulan yang terdapat padanya malam Lailatul Qadar, suatu rahmat dan rahsia yang dikurniakan kepada hamba hamba Nya yang salihin, yang tidak terdapat pada bulan bulan yang lainnya. Mereka menangis kerana belum tentu akan dapat menemui bulan termulia ini pada tahun tahun hadapan, kiranya dipanjangkan umur.
  • Apabila berakhirlah malam bulan Ramadan, menangislah tujuh petala langit dan tujuh petala bumi, dan segala malaikat, jerana berlalu Ramadan berlalulah kelebihan, sebab musibah bagi umatku, dan duduk segala malaikat bagi musibah, orang bertanya : Ya Rasullullah, apa itu musibah ? Jawab rasullullah (s.a.w), Kerana segala doa padaNya itu mustajab, sedakah makbul, segala kebajikan digandakan dan siksa kubur diangkat, maka apakah musibah yang terlebih besar daripada ini bagi umatku?! (Al-Hadith)
  • Malam Lailatul Qadar adalah malam rahsia, yang turunnya padanya malaikat Jibrail dan beberapa malaikat dengan perintah Allah. Orang yang berjaga dengan malam ibadatnya untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar yang terahsia itu yang tidak diketahui oleh manusia, hanya orang-orang solihin yang hampir, orang berusaha mendapatkan malam mulia itu dengan berjaga malam pada sepuloh malam Ramadan yang terakhir maka diampunkan tuhan segala dosanya. Di pahalakannya dengan banyak , dirahmatkannya dengan limpah kurnia. Dan orang-orang solihin yang dikurniakan Allah mendapat malam Lailatul Qadar itu satu keberuntungan kebahagiaan bagi akhirat, mendapat keampunan dan rahmat terbesar, mendapat pimpinan Allah dalam hatinya, mendapat keredaan Allah dalam hidupnya dunia dan akhirat.
  • Malam Aidilfitri, malam raya, disunatkan kepada kita berjaga malam, beribadah, bertakbir "AllahuAkbar" sepanjang malamnya. Akan mendapat keampunan yang banyak, pahala yang besar, rahmat Allah tercurah kepadanya. Siapa yang menghidupkan dua malam raya (AidilFitri & AidilAdha) dengan ibadatnya dan takbirnya , tiada dimatikan hatinya pada hari yang dimatikan segala hati. (Al-Hadith).

Petikan dari buku Fadilat Rejab, Syaaban, Ramadan oleh Budiman Radhi

ukhwah memaniskan iman

Suri tauladan bagi muslim


1 Pemaaf dan Bersantun

Dalam catatan Asbabun Nuzul terdapat kisah seorang kerabat Abu Bakar As-Siddiq r.a. bernama Mastah. Mastah hidup dengan saraan, ihsan daripada Abu Bakar. Apabila tuduhan palsu ke atas ‘Aisyah disebarkan oleh orang munafiq, Mastah terlibat sama membawa mulut. Dia lupa kepada hak Islam, hak kekeluargaan, malah dia lupa kepada hak ihsan dan jasa Abu Bakar yang menyara kehidupannya. Setelah mengetahui sikap dan tingkah laku Mastah, Aku Bakar bersumpah hendak memulaukan Mastah. Maka turunlah ayat yang bermaksud:



“Dan janganlah orang-orang yang berharta serta lapang hidupnya dari kalangan kamu, bersumpah tidak mahu lagi memberi bantuan kepada kaum kerabat dan orang-orang miskin serta orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah; dan (sebaliknya) hendaklah mereka memaafkan serta melupakan kesalahan orang-orang itu; tidakkah kamu suka supaya Allah mengampunkan dosa kamu? dan (ingatlah) Allah Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani.”

(Surah An-Nur : 22)


Dengan turunnya ayat ini, Abu Bakar memaafkan Mastah. Beliau memberi bantuan semula kepadanya dan berkata: “Aku berharap Allah mengampunkan aku.”

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari daripada Ibnu ‘Abbas r.a., katanya: “Tatkala tiba ‘Uyainah bin Al-Husain di Madinah, dia menumpang di rumah anak saudaranya Al-Hurr bin Qais. Al-Hurr ialah salah seorang daripada mereka yang diislamkan oleh Sayyidina ‘Umar r.a. Beliau dilantik menjadi salah seorang tukang baca dan semak kepada ahli-ahli majlis musyawwarah Amirul Mukminin. Mereka masih di usia belia.

‘Uyainah meminta kepada Al-Hurr untuk menemui Amirul Mukminin. Tatkala sampai di hadapan Amirul Mukminin ‘Umar Al-Khattab, dia menegur dengan kurang sopan: “Heh! Anak Al-Khattab, mengapa kau tak berikan kami apa yang sepatutnya dan kau tak berlaku adil terhadap kami.” Kata-kata itu menimbulkan kemarahan ‘Umar Al-Khattab, hampir sahaja dihukumnya.

Tetapi Al-Hurr segera mencelah: “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Allah telah berfirman kepada NabiNya (yang bermaksud):

“Maafkanlah dan suruhlah perkara ma’ruf dan tinggalkan sifat-sifat jahiliyyah.” (Al-Quran)

Sesungguhnya sikap mereka ini adalah dari sifat-sifat jahiliyyah.” Dengan itu, Sayyidina ‘Umar r.a. tidak jadi menghukum ‘Uyainah di ketika itu berada di samping Kitab Allah ‘Azza Wa Jalla.

Diriwayatkan mengenai Zainul ‘Abidin bin Al-Husain r.a., pada suatu ketika beliau pergi ke masjid, tiba-tiba seorang lelaki memaki-hamunnya. Melihat peristiwa itu, beberapa orang hamba beliau cuba untuk memukul lelaki itu. Zainul ‘Abidin melarang mereka, katanya: “jangan buat apa-apa terhadapnya.” Kemudian, beliau beralih kepada lelaki itu, katanya: “wahai sahabat! Keadaan aku lebih daripada apa yang kau katakan, dan apa yang kau tidak tahu mengenai aku lebih banyak daripada apa yang kau tahu. Kalau kau ingin hendak sebutkan lagi, aku akan sebutkan kepada kau.” Maka, tersipu-sipu lelaki itu seraya berkata: “aku bersaksi adalah benar bahawa pemuda ini daripada anak-anak Rasulullah s.a.w.

Diriwayatkan juga mengenai Zainul ‘Abidin, bahawa seorang hambanya membawa air minuman kepada beliau dalam sebuah cerek yang diperbuat daripada tanah liat. Tiba-tiba, cerek itu jatuh mengenai kaki beliau lalu pecah dan kaki beliau luka. Hamba tersebut segera berkata: “wahai tuan, Allah berfirman (maksudnya):

“…dan orang-orang yang menahan marah…” (Al-Quran)

Zainul ‘Abidin menjawab: “ saya telah menahan marah saya.” Hamba itu menyambung lagi:

“…dan orang-orang yang memaafkan orang.” (Al-Quran)

“…dan Allah sayang kepada orang berbudi.” (Al-Quran)

Jawab beliau: “Kau merdeka kerana Allah!”


2 Kasih dan Mesra

Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Al-Muwatta’, daripada Abu Idris Al-Khaulani katanya:

“Saya masuk ke masjid Dimasyq (Damsyik), saya dapati seorang pemuda banyak tersenyum. Beberapa orang berada di sampingnya. Dia menjadi tempat rujukan apabila masalah-masalah rumit menjadi kemusykilan. Mereka mengambil pendapatnya. Aku mendapat tahu daripada orang di situ mengenainya, diberitahu bahawa itulah Mu’az bin Jabal r.a. Keesokan harinya, seawal pagi aku sampai ke masjid, aku dapati dia mendahuluiku ke masjid. Dia sedang solat. Aku menunggu sehingga dia selesai solat. Aku datang kepadanya dari arah hadapan terus memberi salam dan berkata: “demi Allah, aku merasa kasih kepada kau.” Dia menjawab dengan bertanya: “adakah kerana Allah?” “Ya, kerana Allah!” jawabku. Dia terus memegang sain selendangku dan menarik aku kepadanya. Katanya: “Allah berfirman, mafhumnya:

“Wajib kasihKu ke atas mereka yang berkasih-sayang keranaKu, yang duduk berkumpul keranaKu dan yang bersusah-payah keranaKu.” (Al-Quran)



Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Al-Muwatta’, daripada Al-Tufail bin Ubai bin Ka’ab, katanya; dia datang kepada ‘Abdullah bin ‘Umar r.a., maka dia dibawa berjalan ke pasar oleh ‘Abdullah. Apabila berada di pasar, ‘Abdullah tidak singgah di mana-mana tempat jualan barang-barang buruk dan murah, tidak juga di tempat jualan barang-barang yang baik dan mahal, tidak di tempat orang-orang miskin. Dia memberi salam kepada setiap orang yang ditemuinya.Tufail menceritakan lagi: “aku datang sekali lagi kepada ‘Abdullah bin ‘Umar, dia mengajakku bersamanya ke pasar, aku menolak dengan menjawab: “buat apa ke pasar? Kamu tidak singgah di tempat jualan, kamu tidak bertanya harga jualan, tidak tawar-menawar, tidak juga duduk berbual-bual.” Ibnu ‘Umar menjawab: “wahai si buncit (mesra dengan gurauan itu, kerana Tufail berperut buncit), kita keluar berjalan di pasar dengan tujuan member salam kepada orang yang kita bersua.”

Semasa di Kufah, ada seorang jiran Imam Abu Hanifah yang apabila ke rumah dari tempat kerjanya jiran ini membuat bising menyanyi dengan syair (maksudnya): “mereka telah membiarkan aku, siapa saja pemuda mereka biarkan. Kepada hari sial dan kepada tempat yang sungguh menakutkan.”

Nyanyian bising dari rangkap syair itu mengganggu Imam Hanafi setiap malam. Kebetulan pada suatu hari pemuda tersebut ditangkap dan dibawa ke penjara oleh pengawal kerana perbuatan bisingnya itu. Imam Hanafi telah ‘kehilangan’ suara bising pemuda itu. Keesokannya, Imam Hanafi bertanya mengenai kehilangan jiran itu. Beliau diberitahu bahawa pemuda itu telah dikurung dalam penjara. Lantas Imam Abu Hanifah terus pergi menemui Amir (Gabenor) iaitu ‘Isa bin Musa lalu beliau meminta supaya jirannya itu dibebaskan. Permintaan Imam Abu Hanifah diperkenankan dan pemuda tersebut dibebaskan. Apabila pemuda itu keluar dari penjara Imam Abu Hanifah memanggilnya. Dia berkata kepada pemuda itu dengan perlahan: “adakah kami telah biarkan kamu wahai orang muda?” Jawabnya: “Tidak! Tetapi tuan telah berbudi dan bermurah hati. Allah pasti memberi ganjaran baik kepada tuan.” Lalu sekali lagi dia bermadah dengan syairnya (mafhumnya); “dan keburukan yang aku lakukan hanya sedikit bagi tuan jiran yang baik tetapi hina pada orang banyak.”

Diriwayatkan oleh At-Tabrani di dalam “Al-Kabir” bahawa ‘Umar bin Al-Khattab r.a. memberi wang empat ratus dinar dalam satu uncang kepada khadamnya untuk disampaikan kepada Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah. ‘Umar berpesan kepada khadam itu supaya menunggu dan melihat sekejap apa yang akan dibuat oleh Abu ‘Ubaidah. Maka pergilah khadam membawa wang di dalam uncang itu. Apabila sampai di rumah Abu ‘Ubaidah wang itu diberikan oleh khadam itu kepada Abu ‘Ubaidah sambil berkata: “Amirul Mukminin berkata – Gunakanlah wang ini untuk keperluan tuan…”, jawab Abu ‘Ubaidah: “Semoga Allah memberi rahmat kepada ‘Umar…” Kemudian, beliau memanggil jariahnya sambil wang itu dibahagi-bahagikan. Beliau berkata kepada jariahnya: “pergilah engkau kepada si anu. Berikannya tujuh ratus, yang lima ratus ini kepada si anu… dan seterusnya hingga habis wang itu. Khadam ‘Umar memerhati apa yang dilakukan oleh Abu ‘Ubaidah. Semuanya diceritakan kepada ‘Umar. Sayyidina ‘Umar ketika itu telah siap dengan wang sebanyak yang diberikan kepada Abu ‘Ubaidah untuk diberikan kepada Mu’az bin Jabal. Wang itu disuruh bawa dan berikan kepada Mu’az. Khadam itu juga berkata kepada Mu’az: “Amirul Mukminin berkata – Gunakanlah wang ini untuk keperluan tuan…”, ujar Mu’az: “Semoga Allah memberi rahmat kepada ‘Umar…” Kemudian, beliau memanggil jariahnya sambil wang itu dibahagi-bahagikan dan menyuruh jariahnya memberi kepada si anu, dan si anu. Isteri Mu’az mendapat tahu bahawa Mu’az menerima wang dan apa yang dilakukannya dengan wang itu. Dia datang kepada Mu’az, katanya: “Demi Allah, kita juga orang miskin. Berilah kepada kita sendiri sama…” Wang hanya tinggal dua dinar sahaja. Mu’az mencampakkan dua dinar itu kea rah isterinya. Semua yang berlaku dilihat oleh khadam ‘Umar dan semuanya diberitahu kepada beliau. Beliau gembira dengan perilaku mereka lalu berkata: “Sesungguhnya mereka adalah saling berukhuwwah.”

Pada zaman pemerintahan Sayyidina ‘Umar r.a., berlaku kemarau yang dahsyat, menyebabkan penduduk Madinah menderita kerana kehabisan makanan. Tiba-tiba, satu kafilah datang ke Madinah beserta seribu ekor unta dari Syam, membawa bahan makanan dan pakaian. Kafilah dagang ini kepunyaan ‘Uthman bin ‘Affan r.a. Maka, berebutlah para peniaga. Masing-masing meminta supaya dagangan itu dijual kepada mereka. ‘Uthman r.a. berkata: “Berapakah untung yang kamu hendak berikan kepada aku?” Mereka menjawab: “lima peratus…” Jawab ‘Uthman: “aku dapati ada pihak yang sanggup memberi lebih dari itu.” Kata mereka: “setahu kami belum pernah ada peniaga yang sanggup memberi untung lebih dari lima peratus.” Jawab ‘Uthman, “saya dapati ada pihak yang sanggup memberi untuk satu dirham dengan tujuh ratus ganda. Dialah Allah yang berfirman:


“Bandingan (derma) orang-orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, ialah sama seperti sebiji benih yang tumbuh menerbitkan tujuh tangkai; tiap-tiap tangkai itu pula mengandungi seratus biji. Dan (ingatlah), Allah akan menggandakan pahala bagi sesiapa yang dikehendakiNya, dan Allah Maha Luas (rahmat) kurniaNya, lagi meliputi ilmu pengetahuanNya.”

(Surah Al-Baqarah : 216)

‘Uthman meneruskan ucapannya: “Wahai peniaga sekalian! Sesungguhnya, kafilah ini membawa gandum, pakaian, tepung, minyak sapi dan pakaian. Aku hebahkan (sedekahkan) kepada faqir miskin di Madinah ini dan ia sebagai sedekah kepada Muslimin!”

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim daripada Abu Musa Al-Asya'ari r.a. katanya: Sabda Rasulullah s.a.w.:

“Sesungguhnya, suku Al-Asya'ari bila mereka bersendirian membawa bekalan dalam peperangan atau kurang makanan anak-pinak mereka di Madinah, mereka mengumpulkan semua makanan yang ada pada mereka dalam sehelai kain kemudian mereka membahagi-bahagikan sesama mereka sama banyak dalam satu bekas. Mereka adalah dari kalanganku dan aku dari kalangan mereka.”


(Dipetik daripada risalah “Ukhuwwah Islamiyyah” tulisan Abdullah Nasih ‘Ulwan; Dewan Pustaka Fajar; 1988)

sifat neraka dan ahli neraka


Tanbihul Ghafilin (Peringatan bagi yang lupa)

Dengan nama Allah s.w.t. yang Maha Agung, Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun dan segala Puji-pujian serta Kebesaran yang selayak dengan Kekuasaan-Nya yang mengandungi Keberkatan, Kelazatan, Kemanisan, Ketenangan dan Ketenteraman yang tidaklah tersembunyi kepada orang yang pernah menyebut nama yang suci itu dan pernah mencintai-Nya buat beberapa lama.


Sabda junjungan Agung kita semua umat Islam Baginda Rasulullah s.a.w: "Ballighu anni walau aayah" (Sampaikanlah apa yang kamu dapat daripadaku walau hanya satu ayat)


Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Api neraka telah dinyalakan selama seribu tahun sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga gelap bagaikan malam yang kelam."

Diriwayatkan bahawa Yazid bin Martsad selalu menangis sehingga tidak pernah kering air matanya dan ketika ditanya, maka dijawabnya: Andaikata Allah s.w.t. mengancam akan memanjarakan aku didalam bilik mandi selama seribu tahun. nescaya sudah selayaknya air mataku tidak berhenti maka bagaimana sedang kini telah mengancam akan memasukkan aku dalam api neraka yang telah dinyalakan selama tiga ribu tahu."

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari mujahid berkata: "Sesungguhnya dijahannam ada beberapa perigi berisi ular-ular sebesar leher unta dan kala sebesar kaldai, maka larilah orang-orang ahli neraka keular itu, maka bila tersentuh oleh bibirnya langsung terkelupas rambut, kulit dan kuku dan mereka tidak dapat selamat dari gigitan itu kecuali jika lari kedalam neraka."

Abdullah bin Jubair meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bahawa didalam neraka ada ular-ular sebesar leher unta, jika menggigit maka rasa redih bisanya tetap terasa hingga empat puluh tahun. Juga didalam neraka ada kala sebesar kaldai, jika menggigit maka akan terasa pedih bisanya selama empat puluh tahun."

Al-a'masy dari Yasid bin Wahab dari Ibn Mas'ud berkata: "Sesungguhnya apimu ini sebahagian dari tujuh puluh bagian dari api neraka, dan andaikan tidak didinginkan dalam laut dua kali nescaya kamu tidak dapat mempergunakannya."

Mujahid berkata: "Sesungguhnya apimu ini berlindung kepada Allah s.w.t. dari neraka jahannam." Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya seringan-ringan siksa ahli neraka iaitu seorang yang berkasutkan dari api nerka, dan dapat mendidihkan otaknya, seolah-olah ditelinganya ada api, dan giginya berapi dan dibibirnya ada wap api, dan keluar ususnya dari bawah kakinya, bahkan ia merasa bahawa dialah yang terberat siksanya dari semua ahli neraka, padahal ia sangat ringan siksanya dari semua ahli neraka."

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr r.a. berkata: "Orang-orang neraka memanggil Malaikat Malik tetapi tidak dijawab selama empat puluh tahun, kemudian dijawabnya: "Bahawa kamu tetap tinggal dalam neraka." Kemudian mereka berdoa (memanggil) Tuhan: "Ya Tuhan, keluarkanlah kami dari neraka ini, maka bila kami mengulangi perbuatan-perbuatan kami yang lalu itu bererti kami zalim." Maka tidak dijawab selama umur dunia ini dua kali, kemudian dijawab: "Hina dinalah kamu didalam neraka dan jangan berkata-kata."

Demi Allah setelah itu tidak ada yang dapat berkata-kata walau satu kalimah, sedang yang terdengar hanya nafas keluhan dan tangis rintihan yang suara mereka hampir menyamai suara himar (kaldai).

Qatadah berkata: "Hai kaumku, apakah kamu merasa bahawa itu pasti akan terkena pada dirimu, atau kamu merasa akan kuat menghadapinya. Hai kaumku, taatlah kepada Allah s.w.t. itu jauh lebih ringan bagi kamu kerana itu, taatilah sebab ahli neraka itu kelak akan mengeluh selama seribu tahun tetapi tidak berguna bagi mereka, lalu mereka berkata: "Dahulu ketika kami didunia, bila kami sabar lambat laun mendapat keringanan dan kelapangan, maka mereka lalu bersabar seribu tahun, dan tetap siksa mereka tidak diringankan sehingga mereka berkata: Ajazi'na am sobarna malana min mahish (Yang bermaksud) Apakah kami mengeluh atau sabar, tidak dapat mengelakkan siksa ini.Lalu minta hujan selama seribu tahun sangat haus dan panas neraka maka mereka berdoa selama seribu tahun, maka Allah s.w.t. berkata kepada Jibril: "Apakah yang mereka minta?". Jawab Jibril: "Engkau lebih mengetahui, ya Allah, mereka minta hujan." Maka nampak pada mereka awan merah sehingga mereka mengira akan turun hujan, maka dikirim kepada mereka kala-kala sebesar kaldai, yang menggigit mereka dan terasa pedih gigitan itu selama seribu tahun. Kemudian mereka minta kepada Allah s.w.t. selama seribu tahun untuk diturunkan hujan, maka nampak mereka awan yang hitam, mereka mengira bahawa itu akan hujan, tiba-tiba turun kepada mereka ular-ular sebesar leher unta, yang menggigit mereka dan gigitan itu terasa pedihnya hingga seribu tahun, dan inilah ertinya: Zidnahum adzaba fauqal adzabi. (Yang bermaksud) Kami tambahkan kepada mereka siksa diatas siksa.

Kerana mereka dahulu telah kafir, tidak percaya dan melanggar tuntutan Allah s.w.t., kerana itulah maka siapa yang ingin selamat dari siksaan Allah s.w.t. harus sabar sementara atas segala penderitaan dunia didalam mentaati perintah dan menjauhi larangan Allah s.w.t. dan menahan syahwat hawa nafsu sebab syurga neraka diliputi syahwat-syahwat.

Seorang pejungga berkata: "Dalam usia tua itu cukup pengalaman untuk mencegah orang yang tenang dari sifat kekanak-kanakan, apabila telah menyala api dirambutnya (beruban). Saya melihat seorang itu ingin hidup tenang bila dahan pohon telah menguning sesudah hijaunya. Jauhilah kawan yang busuk dan berhati-hatilah, jangan menghubunginya tetapi bila tidak dapat, maka ambil hati-hatinya, dan berkawanlah pada orang yang jujur tetapi jangan suka membantah padanya, engkau pasti akan disukai selma kau tidak membantah kepadanya. Berkawanlah dengan orang bangsawan dan yang berakhlak baik budinya."

Maka siapa yang berbuat baik pada orang yang tidak berbudi bererti ia telah membuang budi itu kedalam laut. Dan Allah s.w.t. mempunyai syurga yang selebar langit tetapi diputi dengan kesukaran-kesukaran.

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Allah memanggil Malaikat Jibril dan menyuruhnya melihat syurga dengan segala persiapannya untuk ahlinya, maka ketika kembali berkata Jibril: Demi kemuliaanMu, tiada seorang yang mendengarnya melainkan ia akan masuk kedalamnya, maka diliputi dengan serba kesukaran, dan menyuruh Jibril kembali melihatnya, maka kembali melihatnya, kemudian ia berkata: Demi kemuliaanMu saya khuatir kalau-kalau tiada seorangpun yang masuk kedalamnya. Kemudian disuruh melihat neraka dan semua yang disediakan untuk ahlinya, maka kembali Jibril dan berkata: Demi kemuliaanMu tidak akan masuk kedalamnya orang yang telah mendengarnya, kemudian diliputi dengan kepuasan syahwatnya, dan diperintah supaya kembali melihatnya kemudian setelah dilihatnya kembali, berkatanya: Saya khuatir kalau tiada seorangpun melainkan akan masuk kedalamnya."

Juga Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Kamu boleh menyebut tentang neraka sesukamu, maka tiada kamu menyebut sesuatu melainkan api neraka itu jauh lebih ngeri dan lebih keras daripadanya."

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Maimun bin Nahran berkata: "Ketika turun ayat (yang berbunyi) Wa inna jahannam lamau'iduhum ajma'in (yang bermaksud) Sesungguhnya neraka jahannam itu sebagai ancaman bagi semua mereka. Salman meletakkan tangan diatas kepalanya dan lari keluar selama tiga hari baru ditemuikannya.

Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik r.a. berkata: "Jibril datang kepada Nabi Muhammad s.a.w pada saat yang tiada biasa datang, dalam keadaan yang berubah mukanya, maka ditanya oleh Nabi Muhammad s.a.w: "Mengapa aku melihat kau berubah muka?" Jawab Jibril: "Ya Muhammad, aku datang kepadamu pada saat dimana Allah menyuruh supaya dikobarkan api neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahawa neraka jahannam itu benar, siksa kubur itu benar, siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya." Lalu Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Ya Jibril, jelaskan kepadaku sifat jahannam." Jawabnya: "Ya, ketika Allah menjadikan jahannam maka dinyalakan selama seribu tahun sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun hingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yang mengutuskan engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum nescaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana panasnya. Demi Allah yang mengutuskan engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung diantara langit dan bumi nescaya akan mati penduduk bumi kerana panas dan baranya. Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yang disebut Allah dalam Al-Quran itu diletakkan diatas bukit nescaya akan cair sampai kebawah bumi yang ketujuh. Demi Allah yang mengutusmu dengan hak, andaikan seorang dihujung barat tersiksa nescaya akan terbakar orang-orang yang dihujung timur kerana sangat panasnya, jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi dan minumannya air panas campur nanah dan pakaiannya potongan api. Api neraka itu ada mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bagian yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan."

Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah-rumah kami?" Jawabnya: "Tidak, tetapi selalu terbuka, setangahnya dibawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan tujuh puluh ribu tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain tujuh puluh ribu tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain tujuh puluh kali ganda, maka digiring kesana musuh-musuh Allah s.w.t. sehingga bila telah sampai kepintunya disambut oleh malaikat-malaikat Zabaniyah dengan rantai dan belenggu, maka rantai itu dimasukkan kedalam mulut mereka hingga tembus kepantat, dan diikat tangan kirinya kelehernya, sedang tangan kanannya dimasukkan dalam dada dan tembus kebahunya, dan tiap-tiap manusia itu digandeng dengan syaitannya lalu diseret tersungkur mukanya sambil dipukul oleh para malaikat dengan pukul besi, tiap mereka ingin keluar kerana sangat risau, maka ditanamkan kedalamnya."

Nabi Muhammad s.a.w bertanya lagi: "Siapakah penduduk masing-masing pintu itu?" Jawabnya: "Pintu yang terbawah untuk orang-orang munafiq, orang-orang yang kafir setelah diturunkan hidangan mujizat Nabi Isa a.s. serta keluarga Firaun sedang namanya Alhawiyah. Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim, pintu ketiga tempat orang-orang shobi'in bernama Saqar. Pintu keempat tempat iblis laknatullah dan pengikutnya dari kaum Majusi bernama Ladha, pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah. Pintu keenam tempat orang-orang kristien (Nasara) bernama Sa'ie."

Kemudian Jibril diam segan pada Nabi Muhammad s.a.w sehingga Nabi Muhammad s.a.w bertanya: "Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ketujuh?" Jawab Jibril: "Didalamnya orang-orang yang berdosa besar dari ummatmu yang sampai mati belum sempat bertaubat." Maka Nabi Muhammad s.a.w jatuh pengsan ketika mendengar keterangan Jibril itu, sehingga Jibril meletakkan kepala Nabi Muhammad s.a.w dipangkuan Jibril sehingga sedar kembali, dan ketika sudah sedar Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Ya Jibril, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummatku yang akan masuk neraka?" Jawab Jibril: "Ya, iaitu orang yang berdosa besar dari ummatmu."

Kemudian Nabi Muhammad s.a.w menangis, Jibril juga menangis, kemudian Nabi Muhammad s.a.w masuk kedalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sembahyang kemudian masuk kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sembahyang selalu menangis dan minta kepada Allah s.w.t., dan pada hari ketiga datang Abu Bakar r.a. kerumah Nabi Muhammad s.a.w mengucapkan: "Assalamu'alaikum yang ahla baiti rahmah. apakah dapat bertemu kepada Nabi Muhammad s.a.w?" Maka tidak ada yang menjawabnya, sehingga ia menepi untuk menangis, kemudian Umar datang dan berkata: "Assalamu'alaikum ya ahla baiti rahmah, apakah dapat bertemu dengan Rasulullah s.a.w?" Dan ketika tidak mendapat jawapan dia pun menepi dan menangis, kemudian datang Salman Alfarisi dan berdiri dimuka pintu sambil mengucapkan: "Assalamu'alaikum ya ahla baiti rahmah, apakah dapat bertemu dengan Junjunganku Rasulullah s.a.w.?" Dan ketika tidak mendapat jawapan, dia menangis sehingga jatuh dan bangun, sehingga sampai kerumah Fatimah r.a. dan dimuka pintunya ia mengucapkan: "Assalamu'alaikum hai puteri Rasulullah s.a.w."Kebetulan pada masa itu Ali r.a. tiada dirumah, lalu bertanya: "Hai puteri Rasulullah, sesungguhnya Rasulullah s.a.w. telah beberapa hari tidak keluar kecuali untuk sembahyang dan tidak berkata apa-apa kepada orang dan juga tidak mengizinkan orang-orang bertemu dengannya." Maka segeralah Fatimah memakai baju yang panjang dan pergi sehingga apabila beliau sampai kedepan muka pintu rumah Rasulullah s.a.w. dan memberi salam sambil berkata: "Saya Fatimah, ya Rasulullah." Sedang Rasulullah s.a.w. bersujud sambil menangis, lalu Rasulullah s.a.w. mengangkat kepalanya dan bertanya: "Mengapakah kesayanganku?" Apabila pintu dibuka maka masuklah Fatimah kedalam rumah Rasulullah s.a.w. dan ketika melihat Rasulullah s.a.w. menangislah ia kerana melihat Rasulullah s.a.w. pucat dan sembam muka kerana banyak menangis dan sangat sedih, lalu ia bertanya: "Ya Rasulullah, apakah yang menimpamu?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Jibril datang kepadaku dan menerangkan sifat-sifat neraka jahannam dan menerangkankan bahawa bahagian yang paling atas dari semua tingkat neraka jahannam itu adalah untuk umatku yang berbuat dosa-dosa besar, maka itulah yang menyebabkan aku menangis dan berduka cita." Fatimah bertanya lagi: "Ya Rasulullah, bagaimana caranya masuk?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Diiring oleh Malaikat keneraka, tanpa dihitamkan muka juga tidak biru mata mereka dan tidak ditutup mulut mereka dan tidak digandingkan dengan syaitan, bahkan tidak dibelenggu atau dirantai." Ditanya Fatimah lagi: "Lalu bagaimana cara Malaikat menuntun mereka?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Adapun kaum lelaki ditarik janggutnya sedangkan yang perempuan ditarik rambutnya, maka beberapa banyak dari orang-orang tua dari ummatku yang mengeluh ketika diseret keneraka: Alangkah tua dan lemahku, demikian juga yang muda mengeluh: Wahai kemudaanku dan bagus rupaku, sedang wanita mengeluh: Wahai alangkah maluku sehingga dibawa Malaikat Malik., dan ketika telah dilihat oleh Malaikat Malik lalu bertanya: "Siapakah mereka itu, maka tidak pernah saya dapatkan orang yang akan tersiksa seperti orang-orang ibi, muka mereka tidak hitam, matanya tidak biru, mulut mereka juga tidak tertutup dan tidak juga diikat bersama syaitannya, dan tidak dibelenggu atau dirantai leher mereka? Jawab Malaikat: "Demikianlah kami diperintahkan membawa orang-orang ini kepadamu sedemikian rupa." Lalu ditanya oleh Malaikat Malik: "Siapakah wahai orang-orang yang celaka?"

Dalam lain riwayat dikatakan ketika mereka diiring oleh Malaikat Malik selalu memanggil: "Wa Muhammad." tetapi setalh melihat muka Malaikat Malik lupa akan nama Rasulullah s.a.w. kerana hebatnya Malaikat Malik, lalu ditanya: "Siapakah kamu?" Jawab mereka: "Kami ummat yang dituruni Al-Quran dan kami telah puasa bulan Ramadhan." Lalu Malaikat Malik berkata: "Al-Quran tidak diturunkan kecuali kepada ummat Rasulullah s.a.w.." Maka ketika itu mereka menjerit: "Kami ummat Nabi Muhammad s.a.w" Maka Malaikat Malik bertanya: "Tidakkah telah ada larangan dalam Al-Quran dari ma'siyat terhadap Allah subha nahu ta'ala." Dan ketika berada ditepi neraka jahannam dan diserahkan kepada Malaikat Zabaniyah, mereka berkata: "Ya Malik, diizinkan saya akan menangis." Maka diizinkan, lalu mereka menangis sampai habis airmata, kemudian menangis lagi dengan darah, sehingga Malaikat Malik berkata: "Alangkah baiknya menangis ini andaikata terjadi didunia kerana takut kepada Allah s.w.t., nescaya kamu tidak akan disentuh oleh api neraka pada hari ini, lalu Malaikat Malik berkata kepada Malaikat Zabaniyah: "Lemparkan mereka kedalam neraka." dan bila telah dilempar mereka serentak menjerit: "La illaha illallah." maka surutlah api neraka, Malaikat Malik berkata: "Hai api, sambarlah mereka." Jawab api: "Bagaimana aku menyambar mereka, padahal mereka menyebut La illaha illallah." Malaikat Malik berkata: "Demikianlah perintah Tuhan Rabbul arsy." maka ditangkaplah mereka oleh api, ada yang hanya sampai tapak kaki, ada yang sampai kelutut, ada yang sampai kemuka. Malaikat Malik berkata: "jangan membakar muka mereka kerana kerana mereka telah lama sujud kepada Allah s.w.t., juga jangan membakar hati mereka kerana mereka telah haus pada bulan Ramadhan." Maka tinggal dalam neraka beberapa lama sambil menyebut: "Ya Arhamar Rahimin, Ya Hannan, Ya Mannan." Kemudian bila telah selesai hukuman mereka, maka Allah s.w.t.memanggil Jibril dan bertanya: "Ya Jibril, bagaimanakah keadaan orang-orang yang maksiat dari ummat Nabi Muhammad s.a.w?" Jawab Jibril: "Ya Tuhan, Engkau lebih mengetahui." Lalu diperintahkan: "Pergilah kau lihatkan keadaan mereka." Maka pergilah Jibril a.s. kepada Malaikat Malik yang sedang duduk diatas mimbar ditengah-tengah jahannam. Ketika Malaikat Malik melihat Jibril segera ia bangun hormat dan berkata: "Ya Jibril, mengapakah kau datang kesini?" Jawab Jibril: "Bagaimanakah keadaan rombongan yang maksit dari ummat Rasulullah s.a.w.?" Jawab Malaikat Malik: "Sungguh ngeri keadaan mereka dan sempit tempat mereka, mereka telah terbakar badan dan daging mereka kecuali muka dan hati mereka masih berkilauan iman."Jibril berkata: "Bukalah tutup mereka supaya saya dapat melhat mereka." Maka Malaikat Malik menyuruh Malaikat Zabaniyah membuka tutup mereka dan ketika mereka melihat Jibril mereka mengerti bahawa ini bukan Malaikat yang menyiksa manusia, lalu mereka bertanya: "Siapakah hamba yang sangat bagus rupanya itu?" Jawab Malaikat Malik: "Itu Jibril yang biasa membawa wahyu kepada Nabi Muhammad s.a.w." Ketika mereka mendengar nama Nabi Muhammad s.a.w. maka serentaklah mereka menjerit: "Ya Jibril, sampaikan salam kami kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan beritakan bahawa maksiat kamilah yang memisahkan kami dengannya serta sampaikan keadaan kami kepadanya." Maka kembalilah Jibril menghadap kepada Allah s.w.t. lalu ditanya: "Bagaimana kamu melihat ummat Muhammad?" Jawab Jilril: "Ya Tuhan, alangkah jeleknya keadaan mereka dan sempit tempat mereka." Lalu Allah s.w.t. bertanya lagi: "Apakah mereka minta apa-apa kepadamu?" Jawab Jibril: "Ya, mereka minta disampaikan salam mereka kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan diberitakan kepadanya keadaan mereka." Maka Allah s.w.t. menyuruh Jibril menyampaikan semua pesanan itu kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang tinggal dalam khemah dari permata yang putih, mempunyai empat ribu buah pintu dan tiap-tiap pintu terdapat dua daun pintu dari emas, maka berkata Jibril: Ya Muhammad, saya datang kepadamu dari rombongan orang-orang yang derhaka dari ummatmu yang masih tersiksa dalam neraka, mereka menyampaikan salam kepadamu dan mengeluh bahawa keadaan mereka sangat jelek dan sangat sempit tempat mereka." Maka pergilah Nabi Muhammad s.a.w. kebawah arsy dan bersujud dan memuji Allah s.w.t. dengan ucapan yang tidak pernah diucapkan oleh seorang makhlukpun sehingga Allah s.w.t. menyuruh Nabi Muhammad s.a.w.: "Angkatlah kepalamu dan mintalah nescaya akan diberikan, dan ajukan syafa'atmu pasti akan diterima." Maka Nabi Muhammad s.a.w. berkata: "Ya Tuhan, orang-orang yang durhaka dari ummatku telah terlaksana pada mereka hukumMu dan balasanMu, maka terimalah syafa'atku." Allah s.w.t. berfirman: "Aku terima syafa'atmu terhadap mereka, maka pergilah keneraka dan keluarkan daripadanya orang yang pernah mengucap Laa ilaha illallah." Maka pergilah Nabi Muhammad s.a.w. keneraka dan ketika dilihat oleh Malaiakt Malik, maka segera ia bangkit hormat lalu ditanya: "Hai Malik, bagaimanakah keadaan ummatku yang durhaka?" Jawab Malaikat Malik: "Alangkah jeleknya keadaan mereka dan sempit tempat mereka." Maka diperintahkan membuka pintu dan angkat tutupnya, maka apabila orang-orang didalam neraka itu melihat Nabi Muhammad s.a.w. maka mereka menjerit serentak: "Ya Nabi Muhammad s.a.w., api neraka telah membakar kulit kami." Maka dikeluarkan semuanya berupa arang, lalu dibawa mereka kesungai dimuka pintu syurga yang bernama Nahrulhayawan, dan disana mereka mandi kemudian keluar sebagai orang muda yang gagah, elok, cerah matanya sedangkan wajah mereka bagaikan bulan dan tertulis didahi mereka Aljahanamiyun atau orang-orang jahannam yang telah dibebaskan oleh Allah s.w.t.. Dari neraka kemudiannya mereka masuk kesyurga, maka apabila orang-orang neraka itu melihat kaum muslimin telah dilepaskan dari neraka, mereka berkata: "Aduh, sekiranya kami dahulu Islam tentu kami dapat keluar dari neraka."

Allah s.w.t. berfirman: "Rubama yawaddul ladzina kafaruu lau kanu muslimin." (Yang bermaksud) "Pada suatu saat kelak orang-orang kafir ingin andaikan mereka menjadi orang Muslim."

Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Pada hari kiamat kelak akan didatangkan maut itu berupa kambing kibas putih hitam, lalu dipanggil orang-orang syurga dan ditanya: "Apakah kenal manut?" Maka mereka melihat dan mengenalnya, demikian pula ahli neraka ditanya: "Apakah kenal maut?" Mereka melihat dan mengenalnya, kemudian kambing itu disembelih diantara syurga dan neraka, lalu diberitahu: "Hai ahli syurga kini kekal tanpa mati, hai ahli neraka kini kekal tanpa mati." Demikianlah ayat: Wa andzirhum yaumal hasrati idz qudhiyal amru (Yang bermaksud) Peringatkanlah mereka akan hari kemenyesalan ketika maut telah dihapuskan."

Abu Hurairah r.a. berkata: "Janganlah gembira seorang yang lacur dengan suatu nikmat kerana dibelakangnya ada yang mengejarnya iaitu jahannam, tiap-tiap berkurang ditambah pula nyalanya."

99 perkara memperkukuhkan iman

1. Bersyukur apabila mendapat nikmat

2. Sabar apabila mendapat kesulitan
3. Tawakal apabila mempunyai rencana/program
4. Ikhlas dalam segala amal perbuatan
5. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan
6. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan
7. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan
8. Jangan usil dengan kekayaan orang
9. Jangan hasad dan iri atas kejayaan orang
10. Jangan sombong jikalau memperolehi kejayaan

11. Jangan tamak kepada harta
12. Jangan terlalu bercita-cita akan sesuatu kedudukan
13. Jangan hancur karena kezaliman
14. Jangan goyah kerana fitnah
15. Jangan mempunyai keinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram
17. Jangan sakiti ayah dan ibu
18. Jangan usir orang yang meminta-minta
19. Jangan sakiti anak yatim
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar

21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid)
23. Lakukan solat dengan ikhlas dan khusyuk
24. Lakukan solat fardhu di awal waktu, berjemaah di masjid
25. Biasakan diri dengan solat malam
26. Perbanyakkan zikir dan doa kepada Allah
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat
28. Sayangi dan santuni fakir miskin
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah
30. Jangan marah berlebih-lebihan

31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan
32. Bersatulah kerana Allah dan berpisahlah kerana Allah
33. Berlatihlah mengkonsentrasikan fikiran
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila kerana sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan
36. Jangan percaya ramalan manusia
37. Jangan terlampau takut miskin
38. Hormatilah setiap orang
39. Jangan terlampau takut kepada manusia
40. Jangan sombong, takabbur dan besar kepala

41. Berlakulah adil dalam segala urusan
42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran
45. Perbanyakkan silaturrahim
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam
47. Bicaralah secukupnya
48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya
49. Hargai waktu, disiplinkan diri mengurus waktu dan manfaatkan waktu
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur

51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit batin
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga
53. Makanlah secukupnya, tidak berkurangan dan tidak berlebihan
54. Hormatilah kepada guru dan ulama
55. Sering-sering berselawat kepada nabi
56. Cintai keluarga Nabi saw
57. Jangan terlalu banyak hutang
58. Jangan terlampau mudah berjanji
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara
60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti membicarakan hal yang tidak memberi faedah.

61. Bergaullah dengan orang-orang soleh
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita
65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi
66. Jangan membenci seseorang karena fahaman dan pendiriannya
67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang memperolehi kesulitan
70. Jangan melukakan hati orang lain

71. Jangan membiasakan diri berkata dusta
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan membuka aib orang lain
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita
78. Ambillah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan
80. Jangan sedih kerana miskin dan jangan sombong kerana kaya

81. Jadilah manusia yang selalu memberi manfaat untuk agama, bangsa dan negara
82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain
83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa
85. Hargai prestasi dan pemberian orang
86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fizikal atau mental kita menjadi terganggu
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana

91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina
93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban
95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan
96. Jangan memaksa diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri
97. Waspadalah akan setiap ujian, cubaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan
98. Yakinlah bahawa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerosakan
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang

Perkara perkara yang membatalkan puasa

PERKARA YANG MEMBATAL PUASA


Perkara yang membatalkan puasa:

Memasukkan sesuatu ke dalam rongga (mulut,dubur/qubul)
Muntah dengan sengaja
Keluar mani dengan sengaja
Bersetubuh dengan sengaja
Berbuka sebelum sampai waktu
Murtad
Datang haid atau nifas
Bersalin

Makruh semasa berpuasa

Bersugi/memberus gigi selepas gelincir matahari
Mencium, berpeluk/berdakapan secara berlebihan dengan isteri
Mencium bau-bauan samaada yang wangi atau busuk
Merasa makanan
Mengeluarkan darah seperti berbekam
Berlebihan berkumur-kumur

Orang yang diizinkan berbuka atau tidak berpuasa:

Orang yang sakit
Orang yang dalam perjalanan jarak jauh melebihi 52 batu atau 80.64 km
Orang tua yang sudah lemah
Orang yang hamil dan orang yang menyusukan anak

Sejarah Yahudi

Semua tanah Palestina, khususnya Yerusalem, adalah suci untuk orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Muslim. Alasannya adalah karena sebagian besar nabi-nabi Allah yang diutus untuk memperingatkan manusia menghabiskan sebagian atau seluruh kehidupannya di tanah ini.

Menurut pengkajian sejarah yang didasarkan atas penggalian arkeologi dan lembaran-lembaran kitab suci, Nabi Ibrahim, putranya dan sejumlah kecil manusia yang mengikutinya pertama kali pindah ke Palestina, yang dikenal kemudian sebagai Kanaan, pada abad kesembilan belas sebelum Masehi. Tafsir Al-Qur'an menunjukkan bahwa Ibrahim (Abraham) AS, diperkirakan tinggal di daerah Palestina yang dikenal saat ini sebagai Al-Khalil (Hebron), tinggal di sana bersama Nabi Luth (Lot). Al-Qur'an menyebutkan perpindahan ini sebagai berikut:

Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi. Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia". (Qur'an, 21:69-71)

Daerah ini, yang digambarkan sebagai “tanah yang telah Kami berkati,” diterangkan dalam berbagai keterangan Al-Qur'an yang bermaksud tanah Palestina.

Sebelum Ibrahim AS, bangsa Kanaan (Palestina) tadinya adalah penyembah berhala. Ibrahim AS menyeru mereka supaya meninggalkan kekafirannya dan mengakui satu Tuhan. Menurut sumber-sumber sejarah, beliau mendirikan rumah untuk isterinya Hajar dan putranya Isma’il (Ishmael) di Mekah dan sekitarnya, sementara isterinya yang lain Sarah, dan putra keduanya Ishaq (Isaac) tetap di Kanaan. Ketika Allah memerintahkan baginda mendirikan Kaabah bersama puteranya Isma'il, baginda berdoa bersama sama anaknya itu seperti yang disebut;

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur". (Qur'an, 14:37)

Akan tetapi, putra Nabi Ishaq as yang bernama Ya’kub (Jacob) as berpindah ke Mesir selama putranya Yusuf (Joseph) as diberi tugas kenegaraan. Di Kanaan , ketika itu mengalami kemarau yang panjang dan memaksa penduduknya mencari bantuan makanan dari negara luar. Anak anak Ya'cub merantau ke Mesir dan akhirnya berpindahlah keluarga Ya'cub ke sana. Anak anak Ya’kub juga dikenang sebagai “Bani Israil.”

Yusuf as, yang dikhianati oleh saudaranya dipelihara oleh pembesar Mesir, difitnah oleh ibu angkatnya pula hingga merengkok di dalam penjara. Yusuf as merasa aman dipenjara dan dapat berdakwah manusia kepada iman. Bila keluar dia diangkatkan sebagai kepala bendahara Mesir. Kemudian penemuan Yusuf dan saudara saudaranya, mendorong Bani Israel diberi perlindungan dan menjadi pemastautin serta hidup dengan aman damai di Mesir.

Keadaan mereka berubah setelah berlalunya waktu. Firaun yang menjadi raja Mesir, memperlakukan mereka dengan kekejaman yang dahsyat. Allah menjadikan Musa (Moses) as nabi-Nya selama masa itu, dan memerintahkannya untuk membawa mereka keluar dari Mesir. Ia pergi bersemuka dengan Firaun yang juga bapa angkatnya, menyerunya kepada Islam, meninggalkan kekufuran dan menyerahkan diri kepada Allah. Nabi Musa as meminta supaya Firaun membebaskan Bani Israil dari penghambaan dan penindasan. Namun Firaun seorang raja yang kejam lagi bengis. Ia memperbudak Bani Israil, mempekerjakan mereka hingga hampir mati dan kemudian memerintahkan dibunuhnya anak-anak lelaki. Meneruskan kekejamannya, ia memerintahkan penangkapan Musa as dan membunuhnya.

Musa as diperintahkan meninggalkan Mesir dan membawa bersamanya seluruh bani isra'il.


Menyusul wafatnya Nabi Yusuf (Joseph), Bani Israel mengalami kekejaman tak terperikan di tangan Firaun.

Meskipun Firaun menolak permintaannya, Musa as dan kaumnya meninggalkan Mesir, dengan pertolongan mukjizat Allah, sekitar tahun 1250 SM. Mereka tinggal di Semenanjung Sinai dan timur Kanaan. Dalam Al-Qur'an, Musa as memerintahkan Bani Israil untuk memasuki Kanaan:

"Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi". (Qur'an, 5:21)

Setelah Musa as, bangsa Israel tetap berdiam di Kanaan (Palestina). Menurut ahli sejarah, Daud (David) as menjadi raja Israel dan membangun sebuah kerajaan berpengaruh. Selama pemerintahan putranya Sulaiman as (Solomon), batas-batas Israel diperluas dari Sungai Nil di selatan hingga sungai Eufrat di negara Syria sekarang di utara. Ini adalah sebuah masa gemilang bagi kerajaan Israel dalam banyak bidang, terutama pembangunan . Di Yerusalem, Sulaiman as membangunkan sebuah istana dan biara yang luar biasa. Setelah wafatnya, Allah mengutuskan ramai nabi nabi kepada Bani Isra'il. Kebanyakan mereka tidak mendengarkan seruan nabi nabi malah membunuh nabi nabi dan mengkhianati Allah.

Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu'min dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Qur'an, 48:26)

Karena kemerosotan akhlaknya, kerajaan Israel mulai meruntuh dan sehingga orang-orang kembali menyembah berhala, dan bangsa ini dikenal sebagai Yahudi pada saat itu, diperbudakkan kembali. Ketika Palestina dikuasai oleh Kerajaaan Romawi, Nabi ‘Isa (Jesus) as datang dan sekali lagi mengajak Bani Israel untuk meninggalkan kesombongannya, ketahyulannya dan pengkhianatannya supaya kembali kepada agama Allah. Sangat sedikit orang Yahudi yang meyakininya; sebagian besar Bani Israel mengingkarinya. Dan, seperti disebutkan Al-Qur'an,

"Telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas". (Al-Qur'an, 5:78)


Setelah berlalunya waktu, bangsa Yahudi dikuasai oleh kerajaan Romawi (Rome), yang mengusir mereka semua keluar dari Palestina.

Tujuan penjelasan yang panjang lebar ini adalah untuk menunjukkan bahwa pendapat dasar Zionis bahwa “Palestina adalah tanah Allah yang dijanjikan untuk orang-orang Yahudi” tidaklah benar. Pokok permasalahan ini akan dibahas secara lebih rinci dalam bab tentang Zionisme.

Zionisme meterjemahkan pandangan tentang “orang-orang terpilih” dan “tanah terjanji” dari sudut pandang kebangsaannya. Menurut pernyataan ini, setiap orang yang berasal dari Yahudi itu “terpilih” dan memiliki “tanah terjanji.” Padahal, bangsa tidak ada nilainya dalam pandangan Allah, karena yang penting adalah ketakwaan dan keimanan seseorang. Dalam pandangan Allah, orang-orang terpilih adalah orang-orang yang tetap mengikuti agama Ibrahim, tanpa memandang siapa bangsanya.

Al-Qur'an juga menekankan kenyataan ini. Allah menyatakan bahwa warisan Ibrahim bukanlah orang-orang Yahudi yang bangga sebagai “anak-anak Ibrahim,” melainkan orang-orang Islam yang hidup menurut agama ini:

"Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman". (Qur'an, 3:68)

THE MUSLIM OBSERVER, September 2001

W. REPORT, Juli 96
Sementara umat Yahudi yang menentang Zionisme secara terbuka menentang pemerintah Israel, Yahudi fanatik berpandangan: “Tanah Terjanji adalah untuk Orang Terpilih. Selamanya. Kekal. Abadi.” Di sampul luar Washington Report on Middle East Affairs, Yahudi fanatik digambarkan membawa spanduk dengan semboyan ini. Karena pandangan keliru seperti ini, mereka bertindak kejam atas tahanan penduduk Palestina Kristen maupun Islam.


Bangsa Yahudi , sesudah dilaknat oleh Allah , mereka tidak mempunyai tanah tempat tinggal dan selalu dibenci oleh manusia .

Sekian.